cara menghitung jejak karbon
MenghitungJejak Karbon. Maaf ya kalo jelek. Ini thread pertama gw. Kalo jelek nilailah sejelek mungkin. Kalo perlu dimuntahin Jaman sekarang kan, orang cenderung untuk hidup senyaman mungkin tanpa memikirkan dampaknya pada manusia. Kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi yang tidak ramah lingkungan, penggunaan pendingin udara atau pemanas
Simakdisini cara menghitung dan langkah terbaiknya! Untuk mendapatkan hasil cat yang baik, tak sebatas memilih cat dengan kualitas tinggi, tetapi perhatikan juga teknik pengecatannya. Demi Mengurangi Jejak Karbon di Indonesia Hingga 75% Tag Popular. #rumah Irjen Ferdy Sambo #kebersihan Dapur #cara Menghitung #menara Jakarta #alam #pelapis
WRIIndonesia baru-baru ini menghitung emisi karbon tahunan yang kami keluarkan. Emisi ini berasal dari berbagai sumber, mulai dari listrik kantor hingga mobilitas karyawan baik jarak dekat maupun jauh. Jejak karbon yang kami keluarkan di tahun 2018 dari penerbangan saja mencapai 245 ton.
Untukmengukur dan mengetahui bagaimana dampak gaya hidup kita, dapat dilakukan dengan cara menghitungnya melalui Ecological Footprint Calculator (kalkulator jejak ekologi) . Metode ini mempermudah kita melihat hubungan sebab akibat dari tindakan atau gaya hidup manusia terhadap kemampuan bumi dalam menopang kebutuhannya di dunia ini secara
Pertama pengguna dapat menghitung jejak karbon pada televisi, AC, kulkas, dan laptop, kedua,wilayah penanaman pohon diperluas hingga wilayah Semarang dan Surabaya, ketiga, Penegasan komitmen Gojek untuk menggandakan jumlah pohon yang ditanam oleh konsumen di total lima lokasi di Indonesia. Selanjutnya membeli pohon tersebut dengan cara
Who Is Halle Berry Dating Now. Urusan perut ini memang gak main-main. Center for Sustainable Systems, University of Michigan menyatakan bahwa bila dihitung, jejak karbon makanan bisa mencapai 30% dari total jejak karbon di satu rumah tangga. Dalam salah satu penelitian yang ada di Annual Review of Environment and Resources di tahun 2012 disebutkan bahwa sistem makanan ini berkontribusi sekitar 19-29% dari total emisi gas rumah kaca GRK di dunia akibat kegiatan manusia atau sumber GRK antropogenik. Enam tahun kemudian, angka ini masih konsisten, seperti yang diangkat oleh penelitian yang dimuat di Science, salah satu jurnal dari American Association for the Advancement of Science di tahun 2018, yang menyatakan bahwa rantai makanan ini berkontribusi terhadap 26% total emisi GRK antropogenik. Karena besarnya ini, urusan produksi makanan ini memang menjadi salah satu kunci potensial mitigasi alias pencegahan dari perubahan iklim dunia. Lalu bagaimana sebenarnya menghitung jejak karbon makanan kita, dan yang lebih penting, bagaimana kita bisa membantu menguranginya?Beberapa literatur memperlihatkan komponen perhitungan yang sedikit berbeda, tapi pada intinya menggunakan prinsip Life Cycle Assessment. Ini artinya dari awal produksi hingga akhir penggunaan produk-produk peternakan dan pertanian ini diidentifikasi semua aktivitas yang menghasilkan emisi gas rumah kaca, sehingga bisa dihitung total jejak karbon dari produk tersebut. Lagi-lagi, dari beberapa literatur yang kami rujuk, terdapat perbedaan dari sumber-sumber gas rumah kaca yang diidentifikasi dan dihitung kontribusinya dalam menghitung emisi GRK ini. Tapi pada dasarnya ada dua bagian besar yang menjadi sumber utama yang diperhitungkan meliputiFaktor input, seperti produksi pakan ternak atau pupuk dan bibitPenggunaan lahan, yaitu teknik bertani/beternak, seperti berapa kali lahan menghasilkan panen per tahun, waktu jeda tanam, dan manajemen lahan. Termasuk dalam komponen ini adalah pelepasan karbon bila ada pembukaan lahan, terutama dari hutan menjadi ladang pertanian/peternakan, praktek pembakaran sisa panen, serta penyerapan karbon dari tanaman-tanaman emisi GRK yang langsung berhubungan dengan hewan ternak/tanaman pertanian, seperti gas metana dari sistem pencernaan ternak, pengelolaan kotoran ternak, penggunaan pupuk, dan irigasi emisi GRK dari sumber energi yang dipakai di lahan pertanian/peternakan, seperti listrik dan bahan bakar yaitu pemrosesan produk, pengemasan, transportasi, dan ritelPemrosesan produk, yaitu sumber GRK dari energi yang digunakan saat penyembelihan binatang ternak, dan pendinginan produk. Proses pengemasan terkadang dimasukkan ke dalam komponen produk, yaitu emisi GRK dari transportasi di hulu, artinya transportasi dari produksi bahan makanan ke tempat pemrosesan dan ke poin ritel, bukan di hilir, yaitu energi yang dipakai untuk para konsumen membeli di toko atau poin ritel yaitu GRK yang diemisikan dari energi saat bagian pasca-pertanian/peternakan ini ada juga yang memasukkan proses mengolah produk cara masak dan pengelolaan didapatkan angkanya, angka emisi ini akan dikalibrasi untuk menjadi angka emisi per satuan unit fungsional dari bahan-bahan makanan yang diproduksi ini. Artinya yang benar-benar bisa dimakan, karena bila berat sapi hidup 200 kg, tidak seluruh 200 kg itu bisa dimakan. Faktor kehilangan makanan juga terkadang dimasukkan dalam perhitungan emisi GRK sebagai karena bila bahan makanan sudah siap dijual namun terbuang, atau makanan sudah dibeli tapi dibuang atau terbuang, berarti ada jejak karbon yang harus diperhitungkan ke dalam porsi makanan yang akhirnya sampai ke perut dijadikan per satuan hasil produk gram atau kg, angka jejak karbon ini juga ada yang mengkonversi juga menjadi angka per satuan nutrisi, yang diekspresikan dalam kilo kalori. Kompleks? Haha, iya jangan khawatir, sudah ada para cendikia yang sudah menghitung angka emisi ini. Banyak juga kalkulator daring untuk menghitung jejak karbon makanan kita. Tapi karena metodenya berbeda dan faktor-faktor yang diperhitungkan juga berbeda maka angka yang dihasilkan pun bisa berbeda. Sebagai orang awam, menurutku sih kita gak perlu berdebat tentang perbedaan angka ini. Karena ada beberapa hal serupa di antara kajian-kajian ilmiah ini yang bisa diambil pelajarannya, supaya kita, para konsumen yang senantiasa lapar ini apalagi pas WFH bisa berkontribusi terhadap pengurangan jejak karbon dari urusan perut kita mesti apa, nih supaya jejak karbon kita bisa berkurang? Akan ada di artikel selanjutnya. Stay tuned, hungry people!carbonfootprint Food Jejakkarbon
Pada bulan September 2019 nama Greta Thunberg menjadi viral karena protes kerasnya kepada para pemimpin dunia yang hadir di KTT soal iklim di PBB. Dalam perjalanan mengusung tema pengurangan emisi ini, gadis itu memegang prinsip pengurangan jejak karbon. Supaya gak kalah canggih sama dia, kita juga mesti tahu nih seberapa besar jejak karbon kita? Pertanyaannya bagaimana cara menghitung jejak karbon kita?Dalam menghitung jejak karbon kita, ada dua faktor penting jenis kegiatan yang kita lakukan dan faktor emisinya. Jenis kegiatan yang kita lakukan ini terdiri dari jenis barang yang kita beli/gunakan, jenis bahan bakar yang kita konsumsi, jenis makanan yang kita makan, jenis layanan yang kita pilih, dan perilaku kita terhadap barang-barang itu. Misalnya, bila kita pilih daging merah daripada makan sayuran kita menghasilkan jejak karbon yang lebih besar, pergi dengan transportasi publik akan lebih besar jejak karbonnya daripada dengan kendaraan pribadi dengan jarak yang sama, menggunakan lampu pijar lebih banyak jejak karbonnya daripada lampu LED dengan waktu menyala dan intensitas cahaya yang sama, dan menyalakan TV lebih lama akan menghasilkan jejak karbon yang lebih besar daripada bila TV dinyalakan lebih sebentar. You got the point, kan?Variabel yang kedua adalah faktor emisi. Faktor emisi, pada dasarnya adalah nilai pencemar udara yang dikeluarkan suatu sumber spesifik. Untuk jejak karbon, unit faktor emisi ini disetarakan dengan gas CO2. Jadi semua aktivitas kita “ditimbang” dengan berapa kilogram gas rumah kaca yang dihasilkan dan dihitung setara dengan gas CO2. Maka dari itu, unitnya adalah CO2e alias CO2 equivalent. Faktor emisi ini tergantung dari beberapa hal, misalnya bahan bakar yang digunakan, efisiensi mesin yang digunakan, metode pertanian yang diaplikasikan untuk menghitung jejak karbon dari makananmu, dan lainnya. Tapi jangan khawatir, para ilmuwan dan cendikia di luar sana sudah menghitungkan semua itu untuk kita supaya kita mudah untuk menghitung jejak karbon hal tersebut lah yang kita gunakan untuk menghitung jejak karbon kita. Pada dasarnya, kegiatan-kegiatan ini pasti ditanyakan saat kita mau menghitung jejak karbon kita sebagai individu Kegiatan berpindah tempat alias transportasi. Moda transportasi yang kamu gunakan, frekuensi, dan jarak menjadi variabel utama penghitungan jejak karbon dari kegiatan ini. Konsumsi energi listrik, bisa dihitung dari jenis alat listrik yang digunakan dan berapa lama dinyalakan, atau langsung dihitung dari rata-rata kWh yang digunakan atau biaya listrik yang dikeluarkan per bulan. Faktor emisi tiap sistem pembangkit listrik mungkin berbeda-beda. Untuk itu, perhitungan yang lebih presisi terhadap jejak karbon kita dapat diperoleh dengan menggunakan secara spesifik faktor emisi dari sistem listrik regional yang kita gunakan. Jenis makanan kita; setiap jenis bahan makanan meninggalkan jejak karbon yang berbeda-beda tergantung cara budidaya dan itu? Gak juga. Ada beberapa carbon footprint calculator yang juga memasukkan kategori produk dan layanan, karena pada intinya segala sesuatu yang kita beli dan layanan yang kita gunakan pasti mempunyai jejak karbonnya sendiri. Tidak bisa presisi; produk dan layanan ini dibagi menjadi beberapa kategori, contohnya kesehatan, keuangan/perbankan, komunikasi, edukasi, rekreasi, dan pakaian. Tiap kategori ini menggunakan rata-rata uang yang kita keluarkan untuk pembelian produk dan layanan dan mengalikannya dengan faktor emisi rata-rata di tiap kategori memang sulit untuk mengetahui secara presisi jejak karbon dari setiap kegiatan kita, maka jejak karbon yang dihasilkan tidak 100% akurat. Jejak karbon dari hasil hitungan ini merupakan perkiraan saja, supaya kita tau kira-kira posisi kita dalam menghasilkan jejak karbon ini. Berdasarkan beberapa data, tiap orang Indonesia rata-rata menghasilkan 1,8-2,1 ton CO2 per tahun. Ini sekitar 10% dari yang dihasilkan oleh orang Amerika Serikat dan juga orang dengan mengetahui jejak karbon kita, kita bisa berupaya terus menguranginya sebagai kontribusi kita terhadap pengurangan beban bumi. Sudah siap? Yuk hitung jejak karbonmu terlebih dahulu dengan menggunakan calculator jejak karbon dari CarbonEthics .
Pada kalkulator jejak karbon ini akan dicontohkan kegiatan sehari-hari manusia yang menghasilkan karbondioksida C02. – Lingkungan dan rumah hijau bisa terwujud bila didukung perilaku hijau penghuninya. Karena tanpa sadar, orang meninggalkan jejak karbon di setiap aktivitas hariannya, yang kemudian menyumbang emisi gas rumah kaca. Environment Assistant Manager Yayasan Unilever Indonesia, Sari Tobing, mengatakan perilaku manusia di dalam hunian mulai penggunaan kendaraan bermotor, pemakaian lampu, pendingin ruangan, penggunaan alat-alat ekektronik, penggunaan kertas hingga sampah organik yang dihasilkan semuanya menghasilkan emisi gas. “Bayangkan apabila semua masyarakat Indonesia melakukan kegiatan yang sama, berapakah jejak karbon yang ditinggalkan? Karena semakin banyak karbon akan mempengaruhi lingkungan,” katanya di acara diskusi bertema Perfect Home yang diselenggarakan PT Jaya Real Property Tbk dan PT Unilever Indonesia di Jakarta, Kamis 14/6/2012 pekan lalu. Untuk itu, Sari menyerukan ajakan untuk berperilaku hijau serta berkelanjutan yang dimulai dari lingkungan paling sederhana, yakni rumah pribadi. Sebagai sarana mempermudah upaya itu, pihaknya bekerjasama dengan Institute for Essential Service Reform IESR membuat Kalkulator Jejak Karbon. “Kalkulator ini dapat memudahkan masyarakat menghitung berapa jejak karbon yang telah ia ciptakan, serta melakukan tindakan yang dapat mengurangi emisi untuk menyelamatkan lingkungan permukiman bumi kita,” ujarnya. Pada kalkulator jejak karbon ini, kata Sari, akan dicontohkan kegiatan sehari-hari manusia yang menghasilkan karbondioksida C02. Misalnya, penggunaan hair dryer selama satu jam akan menghasilkan 891 gram CO2, menyalakan lampu selama 24 jam akan menghasilkan 214 gram CO2, menggunakan AC selama satu jam menghasilkan 668 gram CO2, 10 jam menyalakan televisi akan menghasilkan gram CO2, menggunakan lembar kerta yang belum didaur ulang akan menghasilkan gram CO2 dan lainnya. Untuk mempermudah penghitungan total jumlah karbon yang dihasilkan setiap harinya itu, lanjut Sari, masyarakat bisa mengaksesnya melalui situs Sumber
Carbon Calculator digunakan untuk menghitung berapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitasmu sehari-hari. Ayo bergabung dengan kami dalam mengatasi krisis iklim, dimulai dengan bertanggung jawab atas dampak lingkungan kita melalui pengurangan dan penggantian jejak karbon kita. Sebagai langkah pertama, temukan jejak karbon kamu dari beberapa aktivitas harian menggunakan kalkulator karbon kami. Reduce what you can, offset what you can’t! Serap Emisi Karbonmu Dengan Produk Zero Waste Sebagian besar produk di shop Zero Waste Indonesia adalah kearifan lokal, diproduksi oleh bisnis rumahan di daerah-daerah di Indonesia. Kami mendukung bisnis-bisnis yang memiliki dampak sosial dan lingkungan. Dengan membeli produk di Zero Waste Indonesia, kamu juga telah mendukung bisnis lokal dan pemberdayaan pekerjanya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sadarkah kamu, suhu bumi yang makin panas tak lain dan tak bukan disebabkan oleh fenomena pemanasan global. Fenomena tersebut terjadi karena adanya emisi gas karbon seperti karbon dioksida hingga metana yang dihasilkan dari aktivitas total emisi karbon dari aktivitas yang dilakukan oleh kita disebut sebagai jejak karbon. Lantas, apakah kita tidak boleh meninggalkan jejak karbon? Bukannya hampir sebagian besar aktivitas yang kita lakukan pasti menghasilkan emisi karbon? Bahkan, makan sekalipun! Eits jangan panik! Faktanya, kita bisa menekan jumlah emisi yang dikeluarkan dengan menghitungnya menggunakan kalkulator karbon. Jadi, kamu bisa tahu berapa jumlah karbon yang dikeluarkan dari aktivitas yang dilakukan. Mulai dari konsumsi listrik, penggunaan kendaraan, hingga pemakaian alat elektronik. Semua bisa dihitung melalui carbon calculator. Biar makin paham dengan konteks pembahasan, mari kita simak terlebih dahulu penjelasan mengenai apa itu jejak karbon?Apa yang Dimaksud dengan Jejak Karbon?Mengutip dari laman jejak karbon atau carbon footprint adalah akumulasi jumlah gas-gas emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia. Baik itu secara individu, keluarga, atau kelompok manusia yang lebih besar. Mengingat, beberapa aktivitas manusia seperti pembakaran gas, minyak, dan batubara melepaskan karbon dioksida CO2 ke kamu masih belum paham dengan penjelasan di atas, intinya hal apapun yang manusia lakukan di bumi berpotensi menghasilkan gas-gas karbon yang dampaknya berbahaya bagi berikutnya adalah seberapa besar bahayanya? Well, menurut laman tingkat karbon dioksida di atmosfer telah meningkat lebih dari 40% sejak pertengahan abad ke-18. Padahal, karbon dioksida akan mengurung panas yang dipancarkan oleh matahari dan permukaan bumi. Jika kita terus menghasilkan emisi karbon apalagi dilakukan sembari membabat hutan, maka konsentrasi gas rumah kaca akan makin tinggi dan mengancam peningkatan suhu permukaan rata-rata efek kumulatifnya adalah peningkatan pengasaman laut, kenaikan permukaan laut, badai yang lebih sering dan intens, kepunahan spesies, hingga kelangkaan berusaha menakut-nakuti, hanya saja efek pemanasan global tuh nyata gaes! Faktanya, es yang mencair di Antartika itu beneran terjadi dan membuat permukaan laut naik hingga satu meter. Shut up untuk yang enggak percaya dan bilang ini semua konspirasi. Coba cek beritanya deh! 1 2 3 Lihat Nature Selengkapnya
cara menghitung jejak karbon